PEMBARUAN.ID – Program pertukaran mahasiswa merupakan salah satu kesempatan emas bagi mahasiswa Indonesia untuk mengembangkan diri dan menambah wawasan di luar negeri.
Salah satu program yang paling diminati adalah Indonesian International Student Mobility Award (IISMA), yang merupakan bagian dari program Kampus Merdeka dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek).
Program IISMA memberikan bantuan biaya kepada mahasiswa Indonesia yang ingin mengikuti program mobilitas internasional ke perguruan tinggi dan industri terbaik di dunia. Tahun ini, sebanyak 1.000 mahasiswa Indonesia berhasil lolos seleksi dan mendapatkan beasiswa IISMA.
Salah satunya adalah M. Abdurrahman R. Pratamasyah, mahasiswa semester enam jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Lampung (Unila). Tama, sapaan akrabnya, akan berangkat ke Arizona State University, Amerika Serikat untuk menempuh pendidikan selama satu semester mulai dari Agustus hingga Desember 2023.
Ini bukan pertama kali Tama mendaftar program IISMA. Tahun lalu, ia gagal lolos seleksi. Namun, ia tidak berputus asa dan kembali berusaha tahun ini untuk menggapai impiannya berkuliah di luar negeri.
Tama mengaku tertarik dengan program IISMA karena ingin merasakan pengalaman belajar di luar negeri dan mengenal kombinasi unik budaya-budaya yang berbeda.
Ia memilih Amerika Serikat sebagai tujuan karena memiliki minat pada bidang perfilman dan ingin belajar dari industri film terbesar di dunia.
“Saya sangat senang dan bersyukur bisa lolos program IISMA tahun ini. Ini adalah impian saya sejak lama. Saya berharap bisa belajar banyak hal di sana dan membawa pulang ilmu yang bermanfaat untuk Indonesia,” kata Tama.
Mahasiswa yang juga aktif dalam kegiatan kampus ini mengajak seluruh mahasiswa Unila untuk ikut serta dalam pendaftaran program ini. Baginya, program ini merupakan peluang berharga bagi mahasiswa, karena memberikan kesempatan untuk belajar di kancah internasional bersama mahasiswa dari seluruh Indonesia.
Menurutnya, melalui program ini, mahasiswa Unila dapat mengembangkan jaringan sosial dan akademik yang luas. Selain itu, mereka akan terlibat dalam lingkungan belajar yang multikultural, memperdalam pemahaman tentang budaya, serta meningkatkan keterampilan dalam berkomunikasi lintas budaya.
“Aku percaya mahasiswa Unila itu nggak ada kalahnya sama mahasiswa dari negara lain. Aku mau membantu supaya teman-teman yang lain lebih percaya diri lagi untuk ikut serta dengan perkembangan internasional melalui program ini,” katanya.
Bersama 11 mahasiswa Indonesia lainnya, Tama akan memulai perjalanan pendidikannya di Arizona State University dan menyelesaikan program-program IISMA. Beberapa kegiatan yang akan dilakukan seperti kegiatan offline semacam festival budaya dan menulis artikel. (***)