JARRAKPOSLAMPUNG – Para pelaku budaya di Lampung kembali mengadakan diskusi kebudayaan di gedung Graha Kemahasiswaan Unila dalam acara yang bertajuk “Majelis 27an”.
Acara yang digelar rutin setiap tanggal 27 tersebut akan mengangkat tema “Menolak Kehilangan Bahasa”, Senin (27/05/2024) malam.
Diskusi tersebut akan menghadirkan pembicara dari Kantor Bahasa Provinsi Lampung, Sustiyani, S.S., M. Hum., Penelaah Teknis Kebijakan serta Koordinator KKLP Molinbastra (Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesiaonal – Pemodernan dan Perlindungan Bahasa dan Sastra).
Diskusi ini juga akan dimoderatori oleh Edi Siswanto, M.Pd., pemerhati budaya Lampung dan akademisi FKIP Unila.
Ketua Pelaksana Majelis 27an, Novian Pratama mengatakan, tema yang diangkat masih serupa dengan tema diskusi sebelumnya yakni menyoal “asumsi bahasa Lampung terancam punah”.
“Isu ini memang sudah dibahas di diskusi bulan lalu. Pak Iqbal Hilal dan Bang Ari Pahala Hutabarat sudah memberi paparan yang lugas dan bersih tentang kondisi bahasa Lampung dari perspektif masing-masing. Dan dari diskusi kemarin itulah kita jadi makin paham kalau problem bahasa ini sangat mendesak dan butuh tindak lanjut lebih jauh,” ujarnya.
Novian juga menambahkan bahwa diskusi bulan lalu juga menjadi alasan menghadirkan pembicara dari perwakilan Kantor Bahasa Prov. Lampung di sesi diskusi mendatang.
“Salah satu point yang kita catat kemarin yakni semua pihak harus ambil andil dalam upaya revitalisasi bahasa Lampung. Dan ada satu pihak yang selalu kita sebut-sebut yakni pemerintah daerah, khususnya Kantor Bahasa,” imbuhnya.
Karena itu, di senin malam nanti akan duduk bersama Ibu Sustiyani membincang problem bahasa Lampung dalam perspektif Kantor Bahasa, program-program revitalisasi bahasa daerah yang sedang dan akan dilaksanakan, serta kemungkinan-kemungkinan aksi kolaboratif yang mungkin bisa dilakukan bersama budayawan.
“Kami selalu berupaya untuk memperbesar lingkaran ini, melibatkan lebih banyak pihak yang terlibat. Maka kami mengimbau teman-teman sekalian untuk datang dan bergabung di lingkaran ini. Gerakan ini semata-mata untuk kepentingan kita bersama, upaya kita membangun kebudayaan di Lampung menjadi lebih baik. Mari luangkan waktu untuk silaturahmi. Sampai jumpa di tanggal 27 nanti,” tutupnya. (***)