Skip to content
Facebook
Twitter
WhatsApp
Iklan

PEMBARUAN.ID – Mukhlisohtul Ummah adalah nama baru Rektor Universitas Lampung (Unila) terpilih, Prof Dr Ir Lusmeilia Afriani DEA, di Pondok Pesantren Darul Ulum, Tanjung Harapan, Seputih Banyak, Lampung Tengah.

Nama yang memiliki arti seorang Ibu yang berani, cerdas dan pekerja keras itu disematkan kepada perempuan dengan sapaan akrab Prof Lusi, oleh Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum KH Fathul Mujib, sebagai ikrar bahwa Prof Lusi adalah bagian dari keluarga Pondok Pesantren Darul Ulum.

Peristiwa bersejarah tersebut terjadi saat Prof Lusi dan suami serta rombongan tim pemenangan Prof Lusi pada Pilrek Unila sowan ke Pondok Pesantren Darul Ulum, Kamis (05/12/2023) malam.

Prof Lusi dan rombongan mendapat sambutan hangat dari keluarga besar Pondok Pesantren Darul Ulum. Bahkan, keluarga dan para santri menggelar pembacaan Manaqib Syeh Abdul Qodir Al Jailani yang dikhususkan untuk mendoakan Rektor Unila terpilih itu.

“Ini sebuah kenanggaan bagi saya dan keluarga. Saya sangat senang menjadi bagian dari keluarga besar Pondok Pesantren Darul Ulum. Saya dan keluarga juga seluruh rombongan sangat berterimakasih kepada Abah, Bu Nyai dan keluarga besar Pondok Pesantren Darul Ulum,” kata Prof Lusi dalam sambutannya.

Usai pembacaan manaqib, rombongan pun disuguhi makan malam khas keluaega mdalem yang istimewa.

Ya, salah satu ciri khas dari tradisi manaqiban ini adalah nasi kemaron, yaitu kemaron yang isinya nasi kuning dan ayam jago utuh (baca : ayam ingkung). Biasanya ditambahkan dengan berbagai tambahan lauk seperti mie, tahu, tempe, timun dan lain sebagainya. Hal ini tergantung pada tradisi masing-masing daerah.

Amaliah manaqib tersebut, biasanya rutin dilakukan setiap bulan pada tanggal 11 Qamariyah sebagai salah satu cara untuk mengenang wafatnya Syaikh Abdul Qadir Al Jailani pada tanggal 11 Rabiul awal dan dibaca secara berjamaah.

Selain dilakukan secara rutin tiap bulan, manaqiban ini juga biasa dilakukan saat seseorang sedang memiliki hajat atau keperluan diantaranya saat akan menggelar pernikahan, syukuran, khitanan, memasuki rumah baru, memasuki tempat usaha, bahkan kerap juga digelar saat seseorang sedang terkena musibah. (tim/red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Terkait