Skip to content
Facebook
Twitter
WhatsApp

PEMBARUAN.ID – Sedikitnya 50 Mahasiswa Fakuktas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung, mengikuti rangkaian perkaderan formal, yakni Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Kamis-Minggu (10-13/11/2022).

Mapaba yang digelar di Pondok Pesantren Daar El Faatih, Batuputu, asuhan KH. Rahmat Hidayat itu, juga dirangkai dengan Seminar Pendidikan yang menghadirkan sejumlah narasumber, yakni Anggota DPRD Provinsi Lampung, Azuwasyah, Pengawas SMA Capdinwil 2, Dinas Pendidikan, Hatma Syukria, Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Prof. Dr. Subandi, M.M.

Ketua Rayon PMII Fakultas Tarbiyah, Hanif mengatakan, Mapaba yang digelar pihaknya, sengaja dirangkai dengan Seminar Pendidikan sebagai pembeda dengan Mapaba yang digelar oleh rayon lain.

“Mapaba adalah perkaderan formal, kita rangkai dengan Seminar Pendidikan yang sifatnya perkaderan non-formal. Ini adalah ciri dari rayon tarbiyah,” kata Hanif, Sabtu (12/11/2022).

Mapaba kali ini, lanjut Hanif, mengangkat tema “Mewujudkan Anggota PMII Rayon Tarbiyah yang Militan, Berintegritas, Intelek, Berideologikan Ahlussunnah Wal Jamaah”. Selain para pemateri, kata dia, sejumlah senior ikut hadir dalam agenda tersebut.

“Alhamdulillah, di hari ketiga Mapaba, para peserta masih semangat mengikuti materi. Terlebih, para pemateri yang hadir,  cukup merik dalam penyampaian materinya. Selain pemateri, sejumlah senior juga hadir guna memotifasi para peserta dan panitia. Ya, senior kami yang juga Wakil Rektor II UIN Raden Intan Lampung, Dr Safari Daud juga menyempatkan hadir,” tuturnya.

Mapaba, jelas Hanif, adalah rangkaian proses formal penerimaan anggota baru. Disamping itu, Mapaba juga menjadi masa orientasi dan pengenalan awal pada tingkat pertama di PMII.

“Pada masa ini, kaderisasi berfokus pada doktrinasi ideologi guna membentuk kader yang memiliki komitmen serta loyalitas pada pergerakan selanjutnya. Tentu tidak sampai di sini, selaku pengurus kami memiliki tanggungjawab untuk melakukan folowup, sehingga apa yang dicita-citakan organisasi, benar-benar melekat pada diri setiap kader,” jelasnya.

Sebagai wahana pengenalan awal terhadap PMII, lanjut Hanif, Mapaba harus efektif dalam penanaman nilai-nilai gerakan dan tanggungjawab sosial yang bernuansa religius.

“Selain itu juga harus memperjelas idelisme mahasiswa muslim dalam melakukan pergerakan. Harapannya ke 50 peserta ini nantinya akan jadi kader yang militan dan siap melanjutkan estafet pergerakan,” pungkasnya. (rls/tim/red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Terkait