Skip to content
Facebook
Twitter
WhatsApp

Tim PKM Unila Gelar Pelatihan Pengolahan KBK di Cukuh Balak

PEMBARUAN.ID – Tim Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (Unila) menggelar Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Pekon Doh, Cukuh Balak, Tanggamus, Sabtu (20/08/2022).

Salah satu kegiatan unggulan yang ditularkan kepada masyarakat Pekon Doh adalah cara pemanfaatan kulit buah kakao (KBK), dengan bernama latin Theobroma cacao L sebagai produk suplemen kapsul antioksidan.

Ketua Kelompok Pengabdi, apt. Zulpakor Oktoba, S.Si., M.Farm yang juga Dosen Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran Unila mengatakan, limbah kulit buah kakao (Theobroma cacao L.) adalah cangkang yang biasanya dibuang oleh petani atau disebut juga limbah perkebunan yang terkadang menjadi tempat bersarangnya jentik nyamuk pada musim hujan.

“Kulit buah kakao ini memiliki bagian persentase terbesar dari keseluruhan bagian buah kakao segar yaitu sekitar 70 persen. Sangat sayang jika hanya menjadi limnah dan tidak dimanfaatkan,” kata Zulpakor, Minggu (21/08/2022).

BERSAMA PESERTA : Tim PKM Unila pose bersama peserta pelatihan.

Menurut Zulpakor,  dalam satu hektar areal pertanaman kakao produktif dapat menghasilkan limbah kulit buah segar sebanyak 5 ton/ha/tahun, atau setara dengan 812 kg tepung limbah.

Baca Juga :   LP Ma’arif NU PCNU Metro Juara 1 Nasional

“Selama ini pemanfaatan limbah kulit buah kakao baru sebatas pengolahan sebagai pupuk kompos atau bahan pakan ternak. Belum ada pemanfaatan yang lebih optimal guna menunjang peningkatan ekonomi kreatif,” tuturnya.

Padahal, jelas Zulpakor, kulit buah kakao diketahui mengandung senyawa fenolik sebagai antioksidan yang dapat menghambat aktivitas radikal bebas pada tubuh manusia.

“Inilah yang kami terapkan kepada para kelompok tani. Bagaimana proses pengolahan limbah kulit buah kakao tersebut menjadi suplemen, berupa kapsul,” jelas dia.

PRAKTIK : Para peserta mempraktikkan proses pengolahan kulit buah kakao, mulai dari pembubukan hingga pengemasan menjadi kapsul.

Langkah awal yang di ajarkan kepada kelompok tani, tambah Zulpakor, dimulai dari proses pengeringan kulit buah kakao dengan tanpa terkena sinar matahari secara langsung. Hal tersebut guna menjaga kadar antioksidan di dalamnya. Kemudian dilanjutkan penyerbukan dengan chopper atau blender dan pengayakan hingga memperoleh serbuk yang homogen.

Baca Juga :   Pameran Sekolah Seni Tubaba dengan Tema 'Seni Untuk Masa Depan'

“Serbuk yang halus dan seragam ukurannya ini akan mempermudah pencampuran serbuk dengan bahan tambahan lainnya sehingga diperoleh suplemen herbal kapsul dengan kandungan antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia,” tutur dosen muda ini.

Hilir dari pemanfaatan kulit buah kakao tersebut, masih kata Zulpakor, secara otomatis menciptakan kondisi lahan pertanaman kakao menjadi bersih dan dapat menekan serangan hama dan penyakit seperti busuk buah.

“Inilah tujuan dari pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat. Kami ingin memastikan kapasitas masyarakat dan kesejahteraan memingkat, melalui pemberdayaan potensi sumber daya desa yaitu pelatihan pembuatan produk minuman antioksidan dari kulit buah kakao,” pungkasnya.

PEMAPARAN : Tim PKM Unila sedang memaparkan metode pemanfaatan kulit buah kakao hingga pengolahan menjadi suplemen.

Zulpakor dan timnya yang terdiri dari dr. Putu Ristyaning Ayu Sangging, M.Kes.,Sp.PK(K), dr. Ari Irawan, SpOG., MH.Kes dari Program Studi Pendidikan Dokter  dan Andi Nafisah Tendri Adjeng , S.Farm.,M.Sc dari Program studi Farmasi FK Unila.

Untuk diketahui, kegiatan PKM merupakan bagian kegiatan tridarma perguruan tinggi yang melibatkan Mitra pengabdian, dalam hal ini Pekon Pekon Doh, Cukuh Balak, Tanggamus. Adapun anggota kelompok tani yang hadir dalam kegiatan tersebut berjumlah 30 peserta termasuk Kepala Pekon Yuzarni, AM.d dan Sekretaris Pekon. (***)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Terkait