JARRAKPOSLAMPUNG – Gagal panen lahan sawit seluas 1,5 hektare akibat serangan hama selama beberapa tahun terakhir di Desa Sumbersari, Kecamatan Padang Ratu, Kabupaten Lampung Tengah, mendorong Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Lampung (Unila) untuk mengadakan sosialisasi dan pemanfaatan limbah kelapa sawit sebagai pestisida alami berbasis nabati dan mikroorganisme lokal. Kegiatan ini berlangsung pada Sabtu (25/1/2025).
Dalam kegiatan ini, mahasiswa KKN bekerja sama dengan perangkat desa serta dosen bidang ilmu kimia dari Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Lampung sebagai narasumber. Para akademisi yang terlibat antara lain Syaiful Bahri, S.Si., M.Si., Dr. Sonny Widiarto, M.Sc., Rinawati, S.Si., M.Si., Ph.D., Dr. Yuli Ambarwati, S.Si., M.Si., dan Devi Nur Anisa, S.Pd., M.Sc. Mereka memberikan pemaparan materi dan mendemonstrasikan pembuatan pupuk serta pestisida alami.
Program ini merupakan salah satu kegiatan KKN yang diinisiasi oleh mahasiswa Unila di Desa Sumbersari. Tim KKN terdiri dari Prabu Sriwijaya Soedjadi, Andi Kurniawan, Sherina Rachmadani, Dela Sylviayani, Gustina Wulan Sari, Bulan Surya Ramadhani, dan M. Azizan Habibi, dengan dosen pembimbing Ubaidai, M.T.
Salah satu solusi yang ditawarkan dalam kegiatan ini adalah pengembangbiakan jamur Metarhizium anisopliae, yang berfungsi sebagai agen penginfeksi hama Oryctes rhinoceros, penyebab utama kerusakan pada tanaman sawit.
Kegiatan ini diawali dengan pembahasan mengenai fluktuasi pH air akibat tingginya curah hujan, yang mempengaruhi metabolisme tanaman sawit dalam menghasilkan buah. Masalah ini dapat diatasi dengan pembuatan pupuk organik berbahan dasar limbah sawit cair, daun sambiloto, buah bintaro, tembakau, dan daun pepaya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Jurusan Kimia FMIPA Unila, pupuk ini dinilai efektif dengan hasil yang dapat terlihat dalam kurun waktu delapan bulan.
Selain pupuk organik, mahasiswa KKN juga memperkenalkan pembuatan pestisida alami menggunakan puntung rokok. Proses pembuatannya dilakukan dengan membakar puntung rokok, mengambil bagian yang telah terbakar, kemudian diseduh dengan air panas dengan metode pengenceran berbanding 1:15.
Prabu Sriwijaya Soedjadi, salah satu mahasiswa KKN Desa Sumbersari, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan meningkatkan hasil produksi tanaman sawit.
“Selain untuk tanaman sawit, pupuk dan pestisida yang telah dibuat juga dapat dimanfaatkan untuk tanaman komoditas lain di Desa Sumbersari, seperti singkong, terong, cabai, dan pepaya,” jelasnya.
Mahasiswa KKN berharap penerapan pupuk dan pestisida alami dapat mengurangi efek samping dari penggunaan bahan kimia dalam pertanian.
“Secara garis besar, kami menginginkan adanya penurunan efek samping penggunaan pupuk ataupun pestisida kimiawi terhadap lahan pertanian masyarakat,” lanjutnya.
Sebagai tindak lanjut, mahasiswa KKN akan memantau lahan yang telah diberikan pestisida dan pupuk organik dalam jangka waktu delapan bulan ke depan. Pemantauan akan dilakukan secara intensif melalui komunikasi dengan Kepala Desa Sumbersari.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan ilmu yang telah diperoleh serta menumbuhkan kemandirian dalam membuat pupuk dan pestisida organik, sehingga dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan meningkatkan hasil pertanian secara berkelanjutan. (***)