PLN Akui 1200 Gangguan Listrik Karena Kukang
PEMBARUAN.ID – Walau di tahun 2022 tidak ada penyerahan Kukang hidup dari PT PLN ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) seperti tahun-tahun sebelumnya. PT PLN UP III Kota Metro mengakui jika gangguan jaringan listrik yang disebabkan oleh Kukang masih tinggi.
PLN mencatat setidaknya ada 1.200 kasus gangguan pada jaringan listrik terjadi setahun kebelakang yang disebabkan oleh Kukang, dan sebagian besar Kukang ditemukan mati akibat sengatan listrik.
Manager Bagian Jaringan dan Konstruksi PLN UP III Kota Metro, Harry Dwitama Putra menerangkan, sebaran temuan gangguan listrik akibat binatang kukang tersebut paling banyak terjadi di Kecamatan Sribawono Kabupaten Lampung Timur dan berada di Kecamatan Air Naningan Kabupaten Tanggamus.
“Memang di tahun 2019 sebanyak 91 Ekor Kukang diserahkan ke BKSDA, tahun 2020 sebanyak 20 Ekor, 2021 sebanyak 5 Ekor dan 2022 nihil. Ini bukan berarti tidak ada, tapi memang petugas langsung melepaskan jika menemukan Kukang yang hidup. Ini karena Kukang menurut Undang Undang tidak diperbolehkan di ambil,” kata dia saat menjadi pembicara di Diskusi Publik di Kantor Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Kamis (01/09/2022).
Catatan kami ada 1.200 kasus gangguan pada jaringan listrik disebabkan oleh kukang. Ditemukan dalam kurun waktu pertengahan 2021 sampai dengan 2022.
“Catatan kami 10-15 gangguan listrik/hari, 50 persennya disebabkan oleh Kukang, sebagian besar mati,” ujarnya.
Pihaknya, lanjut Harry, kerap menerima laporan dari masyarakat terkait dengan adanya kukang yang melewati trafo hingga menyebabkan hubungan arus pendek pada sekitaran tahun 2016.
Pihaknya kemudian melakukan langkah pencegahan seperti membuat penghalau berbentuk caping dan piringan bergerigi berdiameter 50 sentimeter yang terbuat dari seng atau besi. Kemudian serabut yang terbuat dari kawat serta alat kejut binatang (kentang).
“Tapi ini seperti sudah kurang efektif lagi karena kukang tetap ada yang ditemukan mati. Maka pada daerah dengan konflik tertinggi kami memasang isolasi pada kabel. Ini yang sudah terpasang sekitar 6 ribu titik atau sekitar 20 kilometer,” katanya.
Sementara itu Kepala Seksi Konservasi Wilayah III BKSD Bengkulu – Lampung, Hifzon Zawahiri, mengungkapkan jika Kukang yang diserahkan ke BKSDA selanjutnya dilepasliarkan kembali di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) serta Way Kambas.
“Di tahun 2019 ada 91 ekor, 2020 ada 20 ekor dan di 2021 ada 5 ekor. Tahun ini belum ada penyerahan dari PLN. Kami jadi bertanya-tanya ini 5idak ada kasus atau memang kami tidak dilibatkan lagi?” pungkasnya.
Di ahir diskusi Sekretaris Dinas Kehutanan Provinsi Lampung mewakili Kadis Kehutanan, Ir Y. Ruchyansyah, M.Si berharap diskusi menghasilkan rekomendasi yang nanti akan disampaikan ke Gubernur.
“Dari diskusi ini saya berharap ada poin rekomendasi yang akan kita sampaikan ke gubernur, jangan sampai hanya jadi pepesan kosong,” kata dia.
Di tempat yang sama Dosen Mata Kuliah Satwa Liar, Prodi Rekayasa Kehutanan Institut Teknologi Sumatera (Itera), Muhajir menuturkan, persoalan Kukang yang menggaggu jaringan listrik tidak hanya terjadi di Lampung. Bahkan, kata dia, karena kasusnya banyak menyebabkan
Kukang dalam status Enddangered.
“Tentu ada pertanyaan statusnya enddengered tapi kok hampir setiap hari kita bertemu atau melihat ada kasus Kukang di jaringan listrik? Status ini bukan hanya soal populasi, tapi juga karena ancaman terhadap populasi,” tuturnya.
Dalam penelitian yang dilakukan pihaknya, banyak sebab kenapa Kukang senang melintas di jalur listrik. Pertama, memang populasinya cendrung dekat dengan jalan, baik jalan raya atau pun jalan setapak.
“Dari pengamatan kami, memang Kukang ini kerap ditemukan dekat dengan perlintaran manusia (jalan), baik jalan setapak atau pun jalan raya,” jelasnya.
Selain itu, tambahnya, ada kecendrungan memang Kukang takut dengan Anjing. Kemungkinan, di wilayah yang banyak anjing Kukang akan mencari tempat perlindungan yang lebih tinggi, dan cendrung tidak muncul.
“Ini memungkinkan Kukang pergi dan melintasi jaringan listrik. Ada juga lemungkinan Kukang tertarik dengan serangga yang mendekati lampu pada tiang listrik,” pungkasnya. (***)