Skip to content
peneliti unila
Facebook
Twitter
WhatsApp

JARRAKPOSLAMPUNG – Krisis energi yang semakin memprihatinkan dengan semakin menipisnya sumber daya energi fosil telah memaksa masyarakat internasional untuk mencari solusi alternatif yang berkelanjutan. Data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (2020) menyebutkan bahwa minyak bumi di Indonesia diperkirakan akan habis dalam sembilan tahun, gas bumi dalam 22 tahun, dan batu bara dalam 65 tahun. Untuk mengatasi tantangan ini, sumber energi baru dan terbarukan menjadi sangat penting.

Provinsi Lampung, yang terkenal sebagai salah satu produsen komoditas pisang terbesar di Indonesia, juga menghadapi masalah seiring dengan peningkatan produksi pisang. Pada tahun 2021, Lampung menghasilkan 1,12 ton pisang, yang berkontribusi pada penumpukan limbah kulit pisang. Namun, sekarang, sebuah tim peneliti dari Jurusan Kimia Universitas Lampung telah merancang inovasi yang menjanjikan solusi berkelanjutan bagi masalah ini.

Baca Juga :   Menteri Agama Membuka Secara Resmi PMB PTKIN 2024

Tim peneliti Unila yang terdiri dari Surya Ibrahim Samany, Arip Ramadani, Fransiska Valen Lintang A, dan Rima Soraya Permata Sari, dengan bimbingan dosen Mita Rilyanti, S.Si., M.Si., telah mengembangkan penelitian berjudul “Pemanfaatan Green Catalyst ZSM-Pori Hirarki Berbasis Silika Sugarcane Bagasse Ash (SCBA) pada Konversi Selulosa Limbah Kulit Pisang untuk Produksi Bioenergi”.

Dalam penelitian mereka, tim menggunakan limbah kulit pisang dan abu ampas tebu sebagai bahan baku utama. Abu ampas tebu, yang merupakan limbah dari industri gula dengan kandungan silika yang tinggi, digunakan untuk pembuatan katalis ZSM-5. Katalis ini telah dimodifikasi dengan penambahan pati agar memiliki pori yang lebih besar, meningkatkan aktivitas katalitiknya dalam menghasilkan glukosa dalam jumlah besar.

Baca Juga :   LP3M Unila Gelar Monev Perkuliahan MKWK untuk Tingkatkan Kualitas Pendidikan

Hasil produksi glukosa dari penelitian ini dapat dijadikan sumber bioenergi yang berkelanjutan, yang pada gilirannya dapat mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil yang semakin menipis. Inovasi ini menunjukkan potensi besar dalam mengatasi masalah krisis energi dengan memanfaatkan sumber daya lokal yang berlimpah, sambil mengurangi limbah dan mendukung pembangunan berkelanjutan. (***)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Terkait