JARRAKPOSLAMPUNG – Rektor Universitas Lampung (Unila), Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A., IPM., ASEAN Eng., didampingi oleh Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan TIK, Dr. Ayi Ahadiat, S.E., M.B.A., menghadiri The 15th CUPT-CRISU Conference 2024 yang berlangsung di Bangkok pada 3-4 Oktober 2024. Kegiatan ini menjadi momen penting bagi Unila dalam memperkuat hubungan internasional, khususnya dengan perguruan tinggi di Thailand.
The 15th CUPT-CRISU Conference 2024 merupakan forum bergengsi yang mempertemukan para pimpinan perguruan tinggi dari Thailand dan Indonesia. Kegiatan ini fokus pada pengembangan kerja sama dalam bidang pendidikan, penelitian, serta pembangunan berkelanjutan antara lembaga-lembaga pendidikan tinggi di kedua negara. Dengan menghadirkan 150 peserta dari berbagai perguruan tinggi, konferensi ini berupaya mendorong kerja sama konkret dan berkelanjutan.
Salah satu pencapaian penting yang diraih Unila dalam konferensi tersebut adalah terjalinnya kerja sama dengan Prince of Songkla University, Thailand. Kerja sama ini meliputi pertukaran dosen dan mahasiswa, sebagai langkah awal untuk mempererat hubungan akademis kedua universitas.
“Kami telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Prince of Songkla University. Selanjutnya, program pertukaran dosen dan mahasiswa akan segera direalisasikan. Mereka menyambut baik kerja sama ini, dan kami optimis bahwa ini akan memberikan dampak positif bagi pengembangan Unila di kancah internasional,” ujar Prof. Lusmeilia Afriani.
Selain membahas kerja sama akademis, pertemuan ini juga mengangkat beberapa isu strategis, salah satunya adalah Environmental Social Government (ESG), yang menjadi fokus utama dalam kolaborasi internasional antara perguruan tinggi. Pertukaran kolaboratif antarmahasiswa dan isu-isu lingkungan menjadi perhatian utama, mengingat pentingnya pembangunan berkelanjutan di era modern ini.
Kegiatan ini merupakan bagian dari langkah strategis Unila untuk mencapai visi sebagai world-class university. Dengan terlibat aktif dalam forum internasional seperti CUPT-CRISU Conference, Unila berupaya meningkatkan reputasinya di tingkat global. “Kami ingin agar Unila tidak hanya dikenal di kancah nasional, tetapi juga memiliki pengaruh dan kehadiran yang kuat di tingkat internasional,” tambah Prof. Lusmeilia.
Dr. Ayi Ahadiat juga menekankan pentingnya kerja sama yang terjalin dalam forum ini, terutama dalam rangka memperluas jangkauan akademik dan penelitian Unila. “Kolaborasi ini tidak hanya memberi kesempatan bagi dosen dan mahasiswa Unila untuk belajar dan bertukar pengalaman di luar negeri, tetapi juga membawa Unila lebih dekat menuju standar internasional dalam bidang pendidikan dan penelitian,” jelasnya.
Pertemuan CUPT-CRISU yang diadakan setiap tahun ini menjadi wadah bagi perguruan tinggi Thailand dan Indonesia untuk saling bertukar pengetahuan, berbagi inovasi, serta membangun jejaring kerja sama yang lebih luas. Keterlibatan Unila dalam forum ini menunjukkan komitmen institusi dalam meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran melalui kerja sama internasional.
Dengan kerja sama yang terjalin, Unila berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam mencetak lulusan yang kompeten di tingkat global, serta mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia dan dunia. (***)