JARRAKPOSLAMPUNG – Gemerlap lampu Ballroom UIN Raden Intan Lampung, Kamis (3/10/2024) malam, menjadi saksi penganugerahan Dakwah Mahasiswa untuk Pelestarian Lingkungan (Dampil), sebuah ajang penghargaan yang menggabungkan semangat dakwah dengan misi pelestarian lingkungan.
Malam itu, para civitas akademika, dewan juri, dan mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTIK) seluruh Indonesia berkumpul untuk merayakan kontribusi mereka dalam menjaga lingkungan hidup.
Acara tersebut dibuka oleh Wakil Rektor III, Prof. Dr. Idrus Ruslan, M.Ag, yang mewakili Rektor UIN Raden Intan Lampung. Dalam sambutannya, Idrus menggarisbawahi pentingnya melestarikan lingkungan yang hijau, indah, dan lestari untuk diwariskan kepada generasi mendatang.
“UIN Raden Intan Lampung terus berkomitmen menjaga kampus ini tetap hijau sebagai bentuk tanggung jawab kita kepada lingkungan dan masa depan,” tegasnya.
Dekan Fakultas Dakwah, Dr. H. Abdul Syukur, M.Ag, turut memberikan dukungannya terhadap acara ini, dengan menekankan bahwa pelestarian lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga bagian dari dakwah mahasiswa.
“Kegiatan ini menjadi bukti nyata peran kampus dalam membentuk mahasiswa yang peduli lingkungan. Sebab lingkungan yang sehat dan lestari akan mendukung proses akademik di kampus,” ujarnya.
Ketua panitia, Dr. H. Jasmadi, M.Ag, menyampaikan bahwa Dampil diikuti oleh mahasiswa dari berbagai PTIK di seluruh Indonesia, dengan melibatkan juri-juri ternama dari beberapa universitas Islam negeri, seperti UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, UIN Walisongo Semarang, dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kegiatan ini terbagi dalam empat lomba utama, yakni film pendek untuk jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, video pemberdayaan lingkungan untuk jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, lomba karya tulis ilmiah untuk jurusan Manajemen Dakwah, serta lomba video konseling bagi mahasiswa jurusan Bimbingan dan Konseling Islam.
Hadirnya juri dari berbagai universitas besar serta pemerhati film dari Lampung menambah bobot dari kompetisi ini. Salah seorang juri, Muhammad Afandi dari UIN Walisongo Semarang, mengapresiasi karya-karya yang ditampilkan para mahasiswa.
“Terus asah kemampuan menulis karya ilmiah agar bisa dipublikasikan di jurnal-jurnal terakreditasi, baik nasional maupun internasional,” pesannya kepada para peserta.
Malam penganugerahan semakin meriah dengan penampilan dari mahasiswa dan alumni yang menghibur para tamu. Nominasi-nominasi diumumkan oleh dosen senior yang penuh wibawa, sementara sorak-sorai kemenangan memenuhi ruangan saat para pemenang naik ke atas panggung untuk menerima penghargaan.
Dampil bukan sekadar kompetisi, tetapi juga refleksi kolaborasi nyata antara dakwah dan kepedulian terhadap lingkungan yang terus dikumandangkan di tengah arus globalisasi. (***)
