Skip to content
Facebook
Twitter
WhatsApp

 

JARRAKPOSLAMPUNG – Program Studi Pendidikan Seni Tari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung (Unila) angkatan 2022 kembali menggelar acara tahunan mereka, Decoreus Tradition. Bertemakan “Gelar Kreasi Lestarikan Tradisi”, acara ini diadakan pada Sabtu, 15 Juni 2024, di Gedung Teater Tertutup (GTT) Taman Budaya Provinsi Lampung.

Decoreus Tradition merupakan ajang yang dinantikan setiap tahunnya oleh mahasiswa Prodi Pendidikan Seni Tari Unila. Tahun ini, acara tersebut sudah memasuki tahun keempat pelaksanaannya. Acara ini bertujuan untuk menampilkan output dari mata kuliah Koreografi Tradisi, di mana mahasiswa menunjukkan kemampuan mereka dalam menciptakan karya tari kreasi baru yang diangkat dari tradisi.

Dalam penyelenggaraan tahun ini, persiapan dilakukan dengan sangat matang. Jodi Chaniago, selaku ketua produksi acara, menjelaskan bahwa proses persiapan dan latihan sudah dilakukan sejak satu semester sebelumnya.

“Kami sudah menyiapkan acara dari jauh-jauh hari. Output ujian koreografi tradisi menampilkan karya tari kreasi baru yang terangkat dari tradisi. Pertama kami mencari konsep dan narasumber, dilanjutkan dengan proses penggarapan tarian,” ungkap Jodi.

Baca Juga :   UIN RIL Gelar FGD Implementasi Manajemen Risiko Jelang Audit ISO 2024

Kegiatan ini juga dihadiri oleh para dosen Prodi Pendidikan Seni Tari FKIP Unila, termasuk Goesthy Ayu Mariana Devi Lestari, M.Sn., dan Lora Gustia Ningsih, M.Sn., yang juga dosen mata kuliah koreografi tradisi.

 

Penampilan Karya Tari yang Memukau

Pada Decoreus Tradition tahun ini, terdapat sepuluh karya tari yang menghiasi panggung Taman Budaya. Karya-karya tersebut adalah Panga, Jejegh Telu, Bebai Tinung, Mit di Batu, Jak Melinting, Sejaloo, Cakkak Tayuhan, Si Ampang Limo, Bukha Khong, dan Gengsor. Setiap tarian dipersembahkan oleh mahasiswa Prodi Pendidikan Seni Tari angkatan 2022 sebagai bagian dari ujian akhir semester (UAS) mata kuliah Koreografi Tradisi.

Penampilan sepuluh karya tari ini mendapatkan apresiasi tinggi dari para penonton. Salah satu penonton, Riska Milia, mengungkapkan kekagumannya. “Kagum, kaget, dan terpukau di setiap tariannya. Setiap gerakannya memiliki makna dan emosi yang mampu dirasakan penonton. Dari segi tata rias, busana, dan setting panggung membuat saya terpukau. Kostumnya juga mewah dan unik,” ujarnya.

Riska berharap bahwa tarian-tarian di Lampung semakin berkembang dan dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. “Semoga banyak anak muda yang ingin mengekspresikan dirinya melalui tarian dan terus melestarikan budaya serta berkreasi melalui tari,” tambahnya.

Baca Juga :   "Fabula 2024: Mengukuhkan Bahasa Indonesia sebagai Identitas Bangsa di Era Digital"

Jodi Chaniago, mewakili seluruh angkatan 2022 Prodi Pendidikan Seni Tari, berharap bahwa Decoreus Tradition akan terus sukses dan mampu menampilkan karya-karya terbaik. “Kami berharap acara ini selalu menampilkan karya-karya terbaik, lebih variatif, dan lebih baik lagi dari tahun sebelumnya,” kata Jodi.

 

Komitmen Melestarikan Budaya

Dengan terselenggaranya acara ini, mahasiswa Prodi Pendidikan Seni Tari Unila menunjukkan komitmen mereka dalam melestarikan budaya dan tradisi melalui karya-karya kreatif. Decoreus Tradition tidak hanya menjadi ajang unjuk kreativitas, tetapi juga sarana untuk memperkenalkan dan melestarikan seni tari tradisional Lampung ke masyarakat luas.

Melalui upaya ini, diharapkan seni tari tradisional Lampung dapat terus hidup dan berkembang, serta mendapatkan tempat di hati generasi muda. Decoreus Tradition menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa Unila mampu memberikan kontribusi signifikan dalam pelestarian budaya bangsa. (***)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Terkait