JARRAKPOSLAMPUNG – Panitia lokal Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia (KPDI) ke-15 melakukan audiensi dengan Pj. Gubernur Lampung pada Kamis, 18 Juli 2024, di ruang rapat Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Lampung. Audiensi ini dihadiri oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Lampung Riski Sofyan, S.STP., M.Si., Wakil Ketua Pelaksana KPDI ke-15 Zulmiftah Huda, S.T., M.Eng., beserta jajaran, serta Kepala UPT PKLI Universitas Lampung (Unila) Prof. Ir. Irza Sukmana, S.T., M.T., Ph.D., IPU.
Pertemuan ini bertujuan untuk melaporkan perkembangan persiapan acara KPDI ke-15 serta meminta dukungan dan arahan dari Pj. Gubernur. Prof. Irza, yang mewakili pimpinan Unila, menyatakan bahwa KPDI ke-15 merupakan momen penting, mengingat tidak semua daerah dan perpustakaan berkesempatan menyelenggarakan acara nasional ini. Dengan dukungan Kadis Perpusda Lampung, diharapkan kegiatan ini dapat menjadi kolaborasi yang mengembangkan dan mengangkat nama Provinsi Lampung.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Pj. Gubernur yang telah memberikan waktu kepada kami untuk melakukan audiensi. Insyaallah audiensi ini bisa memberikan manfaat, dukungan, dan izin dari Bapak,” ujar Prof. Irza.
Pj. Gubernur Dr. Drs. Samsudin, S.H., M.H., M.Pd., menyambut baik penyelenggaraan KPDI ke-15 di Lampung yang mengusung tema “Artificial Intelligence (AI) dalam Perpustakaan Digital”. Menurutnya, saat ini masyarakat sudah terbiasa dengan penggunaan AI dan ia pun mengikuti perkembangan teknologi tersebut.
“Ini sangat bagus sekali. Saya sangat mendukung rencana pelaksanaan konferensi perpustakaan digital Indonesia ini agar perpustakaan digital betul-betul muncul,” katanya. Ia menekankan bahwa sebutan perpustakaan digital tidak hanya sekadar nama, tetapi harus diwujudkan melalui digitalisasi di segala aspek, mulai dari kebiasaan kerja, fasilitas, hingga pelayanan kepada pengunjung.
Tidak dapat dipungkiri, konsekuensi digitalisasi terkait dengan masalah sumber daya manusia, baik dari segi keterampilan maupun jumlah yang semakin berkurang. Oleh karena itu, melalui kegiatan ini diharapkan masyarakat dapat memahami bahwa kehadiran AI bukan untuk menciptakan pengangguran, tetapi justru agar setiap orang mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
Selain itu, ia juga menekankan perlunya upaya memastikan perpustakaan mudah diakses, baik tempat maupun bahan pustakanya. Pada sesi diskusi saat konferensi, ia pun meminta agar dibahas penggunaan Turnitin sebagai aplikasi pencegah plagiarisme karya ilmiah.
Dr. Samsudin juga meminta semua pihak untuk melakukan evaluasi setelah konferensi berakhir. Hasil dari konferensi diharapkan ditindaklanjuti dan segera dilakukan aksi. “Saya minta segera setelah ini ada tim khusus yang memastikan action-nya, nanti saya berkunjung lagi untuk melihat hasilnya,” ujarnya. (***)