Merayakan sunatan anak adalah tradisi yang sudah lama dijalankan di banyak budaya, terutama di Indonesia. Sunatan atau khitan merupakan bagian dari ajaran Islam dan beberapa agama lain, serta menjadi momen penting dalam kehidupan anak laki-laki. Namun, muncul pertanyaan tentang bagaimana hukum merayakan sunatan anak dari sudut pandang agama. Apakah boleh dipestakan atau harus dijalankan dengan sederhana?
Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas hukum merayakan sunatan anak, pentingnya sunatan dalam agama, dan bagaimana cara merayakan sunatan yang sesuai dengan ajaran Islam.
Apa Itu Sunatan Anak?
Sunatan atau khitan adalah proses pemotongan kulup atau kulit yang menutupi ujung penis. Dalam Islam, khitan merupakan sunnah yang sangat dianjurkan bagi anak laki-laki, meski dalam beberapa mazhab ada yang menganggapnya sebagai wajib. Khitan dilakukan sebagai salah satu bentuk menjaga kebersihan dan merupakan bagian dari fitrah manusia.
Selain dalam Islam, sunatan juga dilakukan oleh masyarakat Yahudi dan beberapa agama lain. Di Indonesia, sunatan telah menjadi tradisi turun-temurun yang bukan hanya dilihat dari sisi agama, tetapi juga budaya.
Hukum Sunatan dalam Islam
Dalam Islam, khitan memiliki kedudukan penting. Hadits Nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa khitan merupakan salah satu dari lima fitrah manusia, selain mencukur rambut kemaluan, mencabut bulu ketiak, memotong kuku, dan menjaga kebersihan. Meskipun khitan bukanlah rukun Islam, namun praktik ini sangat dianjurkan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh.
Menurut beberapa ulama, khitan adalah wajib bagi anak laki-laki, sementara yang lain mengatakan bahwa itu adalah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan). Meskipun ada perbedaan pendapat, mayoritas ulama sepakat bahwa khitan adalah ibadah yang penting dalam Islam.
Kapan Waktu yang Tepat untuk Melakukan Sunatan?
Waktu untuk melakukan sunatan anak dapat bervariasi. Beberapa keluarga melakukannya saat anak masih bayi, sementara yang lain menunggu hingga anak lebih dewasa. Dalam tradisi Islam, tidak ada waktu yang baku, meskipun sebagian besar ulama menyarankan agar khitan dilakukan sebelum anak mencapai baligh.
Di beberapa daerah di Indonesia, sunatan sering kali dilakukan saat anak berusia antara 5 hingga 12 tahun. Ini sering kali disesuaikan dengan kesiapan anak dan kondisi kesehatan.
Hukum Merayakan Sunatan Anak
Merayakan sunatan anak sering kali menjadi tradisi dalam masyarakat, terutama di Indonesia. Keluarga biasanya mengadakan syukuran dan pesta kecil untuk merayakan momen penting ini. Namun, pertanyaannya, apakah merayakan sunatan anak sesuai dengan ajaran Islam?
Apakah Merayakan Sunatan Diperbolehkan?
Dalam Islam, tidak ada ketentuan yang melarang perayaan sunatan anak, selama perayaan tersebut tidak berlebihan dan tetap dalam koridor syariah. Merayakan sunatan bisa menjadi momen untuk bersyukur kepada Allah atas kelancaran proses khitan dan kesehatan anak. Dengan mengundang keluarga dan kerabat, perayaan sunatan juga bisa menjadi ajang silaturahmi.
Namun, Islam juga mengajarkan agar setiap bentuk perayaan dilakukan dengan sederhana. Tidak boleh ada unsur pemborosan atau berlebihan yang dapat membebani keluarga secara finansial.
Batasan dalam Merayakan Sunatan Anak
Walaupun perayaan sunatan diperbolehkan, ada beberapa batasan yang perlu diperhatikan agar tetap sesuai dengan ajaran Islam:
- Kesederhanaan: Jangan sampai merayakan sunatan menjadi ajang pamer atau berlebihan. Lakukanlah syukuran dengan niat tulus dan dalam batas kemampuan.
- Tidak Ada Unsur Maksiat: Perayaan sunatan harus bebas dari unsur maksiat, seperti hiburan yang tidak sesuai dengan syariah atau campur baur antara pria dan wanita yang bukan mahram.
- Tidak Membebani Finansial: Jangan sampai pesta sunatan membebani keuangan keluarga. Prioritaskan kebutuhan anak dan keluarga, serta pastikan perayaan tersebut tidak menyulitkan.
- Mengutamakan Sedekah: Dalam perayaan sunatan, sebaiknya juga disertai dengan bersedekah kepada yang membutuhkan. Ini bisa menjadi cara untuk menambah berkah dalam perayaan tersebut.
Tradisi Sunatan di Berbagai Daerah
Di Indonesia, sunatan bukan hanya dilihat dari sisi agama, tetapi juga menjadi bagian dari budaya. Setiap daerah memiliki tradisi unik dalam merayakan sunatan anak. Beberapa di antaranya adalah:
1. Sunatan di Jawa
Di Jawa, sunatan sering kali dirayakan dengan pesta yang cukup meriah. Anak yang disunat biasanya diarak keliling kampung dengan pakaian adat, sambil diiringi oleh musik tradisional. Setelah itu, keluarga mengadakan syukuran dan mengundang kerabat untuk makan bersama.
2. Sunatan di Minangkabau
Di Minangkabau, sunatan disebut sebagai sunat rasul dan sering kali dilakukan dalam acara adat. Anak yang disunat akan mengenakan pakaian adat dan diarak bersama keluarga besar. Tradisi ini dianggap sebagai momen penting dalam kehidupan anak laki-laki.
3. Sunatan di Nusa Tenggara
Di Nusa Tenggara, terutama di Lombok, sunatan sering kali dilakukan secara massal dengan bantuan dari tokoh masyarakat setempat. Perayaan dilakukan dengan sederhana, namun tetap penuh makna.
Manfaat Sunatan Bagi Anak
Selain sebagai bagian dari ajaran agama, sunatan juga memiliki banyak manfaat dari sisi kesehatan. Beberapa manfaat sunatan bagi anak antara lain:
- Mencegah Infeksi: Sunatan dapat mencegah terjadinya infeksi pada alat kelamin, terutama infeksi saluran kemih.
- Menjaga Kebersihan: Dengan disunat, kebersihan alat kelamin lebih mudah dijaga karena tidak ada lagi kulup yang menutupi.
- Mengurangi Risiko Penyakit Menular: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sunatan dapat mengurangi risiko penularan penyakit seksual pada saat anak sudah dewasa.
Kesimpulan: Sunatan Anak dalam Pandangan Islam
Merayakan sunatan anak adalah tradisi yang sangat umum di Indonesia, baik dari sisi agama maupun budaya. Dalam Islam, sunatan adalah ibadah yang dianjurkan sebagai bagian dari fitrah manusia. Merayakannya pun diperbolehkan, selama dilakukan dengan niat syukur dan tetap dalam batas kesederhanaan.
Penting untuk diingat bahwa sunatan bukan hanya sekadar tradisi atau ritual, tetapi juga memiliki nilai kesehatan yang penting bagi anak. Oleh karena itu, pastikan sunatan dilakukan oleh tenaga medis yang profesional dan dengan prosedur yang aman.
Merayakan momen penting seperti sunatan anak bisa menjadi ajang silaturahmi dan syukur kepada Allah, asalkan tetap sesuai dengan ajaran Islam dan dilakukan dengan niat yang benar.