JARRAKPOSLAMPUNG – Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung (RIL), melalui Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama (FUSA), menjadi tuan rumah Konferensi Nasional VIII Konsorsium Tasawuf dan Psikoterapi (Kotaterapi) yang berlangsung dari tanggal 21 hingga 23 Agustus 2024. Bertempat di Auditorium Puslat Pascasarjana UIN RIL, konferensi ini mengusung tema besar “Menuju Indonesia Sehat Mental” dan dihadiri oleh perwakilan dari Program Studi (Prodi) Tasawuf dan Psikoterapi di berbagai Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se-Indonesia.
Wakil Rektor I UIN RIL, Prof. Dr. H. Alamsyah, M.Ag., yang hadir mewakili Rektor dalam pembukaan acara, menekankan pentingnya penyelenggaraan pendidikan yang tidak hanya relevan dengan perkembangan zaman tetapi juga mampu memberikan manfaat nyata bagi kemanusiaan. “Kita harus menampilkan program pendidikan yang relevan, bermanfaat, dan berkontribusi nyata bagi kemanusiaan, serta menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” ujar Prof. Alamsyah dalam sambutannya.
Agung Muhammad Iqbal, M.Ag., Ketua Pelaksana Konferensi sekaligus Ketua Prodi Tasawuf dan Psikoterapi FUSA UIN RIL, menjelaskan bahwa tema “Menuju Indonesia Sehat Mental” dipilih karena relevansinya dengan tantangan kesehatan mental yang dihadapi masyarakat Indonesia saat ini. “Melalui konferensi ini, kita akan merumuskan kurikulum dan profil lulusan yang dapat menjawab tantangan kesehatan mental masyarakat Indonesia. Harapan kami, semua peserta dapat mencapai kesepakatan bersama terkait capaian pembelajaran lulusan (CPL) yang ideal,” jelas Agung.
Dalam laporannya, Agung menyebutkan bahwa konferensi ini dihadiri oleh 28 peserta, yang terdiri dari akademisi dan praktisi di bidang tasawuf dan psikoterapi. Tujuan utama konferensi ini adalah merumuskan kurikulum dan profil lulusan yang mampu merespon tantangan mental yang dihadapi masyarakat Indonesia, termasuk meningkatnya angka bunuh diri dan maraknya judi online.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Kotaterapi, Drs. Raden Wijaya, M.Si., Ph.D., dalam sambutannya, menggarisbawahi pentingnya penetapan kurikulum nasional yang jelas dan penyusunan profil lulusan yang komprehensif. “Dari delapan kali konferensi, kita sudah mulai menemukan titik temu. Namun, masih ada tantangan besar dalam menetapkan gelar akademik serta memutuskan apakah prodi ini akan berbentuk vokasi atau profesi,” ungkapnya.
Setelah prosesi pembukaan, konferensi dilanjutkan dengan diskusi mendalam mengenai profil lulusan dan body of knowledge Tasawuf dan Psikoterapi. Diskusi ini juga menyoroti empat varian body of knowledge yang ditawarkan dalam bidang ini, yaitu tasawuf, psikologi, psikoterapi, dan tasawuf kontemporer, yang diharapkan mampu menjawab kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan mental yang komprehensif.
Acara ini dihadiri oleh Dekan Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama (FUSA), para Wakil Dekan FUSA, serta dosen dan tenaga kependidikan FUSA. Konferensi Nasional VIII Kotaterapi ini diharapkan mampu memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan kurikulum Tasawuf dan Psikoterapi di Indonesia, sekaligus menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan kesehatan mental di tengah masyarakat. (***)