JARRAKPOSLAMPUNG – Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung melalui Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) Pusat Kajian dan Layanan Halal (PKLH) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) menggelar Focus Group Discussion (FGD) dan persiapan implementasi standar ISO 17025 untuk laboratorium halal. Acara ini berlangsung di Gedung Academic & Research Center, Ruang Teater lantai 2, dengan menghadirkan narasumber nasional berpengalaman.
Dua narasumber tersebut adalah Lady Yulia, SSi, MSi, Ketua Tim Fasilitas Sertifikasi Halal BPJPH, dan Dr. Tri Cahyanto, MSi, Ketua Laboratorium Halal UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Keduanya membahas pentingnya akreditasi ISO 17025 dalam pengelolaan laboratorium halal sebagai penjamin hasil pengujian yang kompeten dan diakui secara internasional.
Acara ini dihadiri oleh 155 peserta yang terdiri dari pengurus LPH, pendamping Proses Produk Halal, laboran, dosen, hingga mahasiswa dari berbagai fakultas di UIN Raden Intan.
Rektor UIN Raden Intan Lampung, Prof. H. Wan Jamaluddin, Z. MAg, PhD, menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari langkah strategis untuk meningkatkan kualitas laboratorium halal universitas.
“FGD ini tidak hanya untuk meningkatkan kualitas laboratorium halal kita, tetapi juga menjawab tantangan global dalam industri halal yang semakin berkembang,” ujar Prof. Wan.
Rektor menjelaskan bahwa dimensi halal meluas ke berbagai aspek gaya hidup, mulai dari makanan dan minuman hingga pakaian dan kosmetik. “Ekosistem halal perlu dibangun secara komunal dan masif, sehingga halal bukan sekadar tren, melainkan menjadi bagian dari gaya hidup global,” tambahnya.
Rektor menyoroti pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun luar negeri, untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat industri halal dunia. Dalam paparannya, ia juga berbagi pengalaman tentang tantangan mendapatkan makanan halal di luar negeri, sekaligus mendorong mahasiswa untuk berperan aktif dalam industri halal.
Sementara itu, Sekretaris LP2M UIN RIL, Prof. Syafrimen, MEd, PhD, menjelaskan bahwa pembentukan laboratorium halal di UIN Raden Intan adalah langkah strategis untuk memenuhi kebutuhan produk halal yang terus meningkat.
“Laboratorium halal ini tidak hanya menjadi tempat pengujian, tetapi juga pusat edukasi dan penelitian yang mendukung pengembangan UIN sebagai Badan Layanan Umum (BLU) di masa depan,” jelasnya.
Ia menambahkan, laboratorium halal ini dirancang untuk menjadi pelopor dalam penelitian dan pengembangan produk halal dengan standar tinggi, mencakup pengadaan peralatan, pelatihan tenaga ahli, dan kerja sama dengan lembaga sertifikasi halal internasional.
Lady Yulia, Ketua Tim Fasilitas Sertifikasi Halal BPJPH, menekankan pentingnya akreditasi ISO 17025 dalam membangun laboratorium halal yang kredibel.
“Standar ini memastikan kompetensi laboratorium dalam menghasilkan hasil pengujian yang dapat diandalkan, sekaligus meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap produk halal,” ungkapnya.
Lady juga mengingatkan bahwa membangun laboratorium halal membutuhkan niat kuat, dukungan sumber daya, dan tata kelola yang matang.
Hal senada disampaikan Dr. Tri Cahyanto, yang menyoroti peluang besar industri halal di Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia. Namun, ia mengingatkan pentingnya tenaga ahli yang kompeten dan memahami prinsip syariah Islam dalam pengelolaan laboratorium halal.
“Laboratorium halal tidak hanya sebagai layanan pengujian, tetapi juga pusat riset dan inovasi metode baru. Dengan langkah ini, UIN Raden Intan Lampung berpotensi menjadi pelopor di bidang laboratorium halal di wilayah Lampung,” ujar Dr. Tri.
FGD ini menjadi momentum penting untuk mendorong rencana strategis pembangunan laboratorium halal UIN Raden Intan. Dengan mengusung standar internasional ISO 17025, laboratorium ini diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata terhadap pengembangan industri halal nasional sekaligus mendukung posisi Indonesia sebagai pemimpin global di sektor ini. (***)