JARRAKPOSLAMPUNG – Di tengah sorotan lampu yang menerangi malam Jakarta, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas berdiri di depan mikrofon, menyampaikan penutupan operasional penyelenggaraan ibadah haji 1445 H/2024 M di Asrama Haji Pondok Gede.
Dengan suara tenang namun penuh keyakinan, ia menceritakan tentang lima inovasi yang menjadi kunci keberhasilan ibadah haji tahun ini.
“Inovasi pertama yang kami lakukan adalah transformasi digital dalam rekrutmen petugas,” kata Menag Yaqut, Kamis malam itu, sambil mengingat perjalanan panjang menuju transformasi ini.
Tak ada lagi rekrutmen manual yang penuh birokrasi. Kini, pendaftaran petugas terbuka dan online, dengan tes berbasis komputer (CAT) yang memastikan hanya yang terbaik yang terpilih. Semua petugas, termasuk yang di Arab Saudi dan mahasiswa Timur Tengah, mengikuti proses ini.
Langkah kedua adalah aplikasi Kawal Haji, yang dirancang untuk menjadi jembatan antara jemaah, keluarga, dan Kemenag.
“Hasilnya, beragam masalah lebih cepat teridentifikasi dan tertangani,” ujar Gus Men, menatap mata para hadirin dengan rasa bangga.
Aplikasi ini tidak hanya menjadi sarana komunikasi, tetapi juga simbol bahwa suara jemaah didengar dan diperhatikan.
Ketiga, tahun ini safari wukuf untuk lansia non-mandiri dan disabilitas dilakukan dengan persiapan yang lebih matang.
“Total tahun ini ada 293 jemaah haji lansia non-mandiri dan disabilitas yang terfasilitasi,” ungkap Gus Men, dengan senyum lembut yang menggambarkan rasa syukur.
Persiapan akomodasi, petugas, dan layanan konsumsi dijalankan dengan teliti, memastikan mereka yang terbatas fisik tetap bisa menjalankan wukuf di Arafah.
“Inovasi keempat kami adalah penggunaan International Patient Summary (IPS),” lanjutnya.
Kartu jemaah haji kini memuat riwayat kesehatan yang lengkap, dari demografi hingga imunisasi.
“Dengan informasi ini, layanan kesehatan di Arab Saudi dapat memberikan tindakan medis yang lebih tepat dan terukur,” jelas Gus Men, menyiratkan bahwa kesehatan jemaah adalah prioritas utama.
Akhirnya, penyederhanaan proses tunda atau batal visa menjadi inovasi kelima.
“Jemaah yang sudah terbit visanya namun batal/tunda, diinput oleh tim Kankemenag Kab/Kota ke Siskohat,” jelasnya.
Sistem ini memastikan tidak ada kuota yang terbuang sia-sia, dengan hanya 45 kuota yang tersisa tahun ini.
Saat malam semakin larut, Menag Yaqut menutup pidatonya. “Alhamdulillah, seluruh tahapan sudah selesai dan saya nyatakan operasional haji 1445 H/2024 M berakhir. Dalam waktu dekat, kita akan menggelar evaluasi sekaligus memulai persiapan penyelenggaraan ibadah haji 1446 H/2025 M,” tandasnya.
Di bawah langit Jakarta yang bertabur bintang, optimisme terpancar, membawa harapan baru untuk penyelenggaraan ibadah haji di tahun-tahun mendatang. (***/red)