Skip to content
Facebook
Twitter
WhatsApp

Amalsyah : Saya Pulang Untuk Mengabdi

PEMBARUAN.ID – Khalayak tentu masih ingat dengan selogan “Damai Itu Indah”, yang populer di Pilgub Lampung 2013. Ya, Empunya Damai Itu Indah, Amalsyah Tarmizi memantapkan diri untuk maju pada perebutan kursi nomor satu di Komite Olahraga Nasional Indonesia (Koni) Lampung.

Mantan Danrem 043 Garuda Hitam itu, sudah mengambil formulir pendaftaran Bakal Calon Ketua Koni Lampung, 2 Februari 2023 lalu.

Berbekal segudang pengalamannya di dunia olahraga, tentu menjadi modal besar lulusan Akmil 1985 itu dalam berkompetisi menduduki kursi Ketua KoniLampung.

Ya, dunia olahraga bukan dunia yang baru bagi pensiunan Jendral TNI bintang satu ini. Dia pernah menjadi Komandan Kontingen Sumatera Selatan pada PON XV dan XVI.

Selanjutnya, di dunia sepak bola pernah memegang Sriwijaya FC sebagai Maneger, pernah juga menjadi Manager di Asian Games.

Di Koni sendiri Amalsyah pernah menjabat sebagai Kabid Binpres Koni Sumatera Selatan tahun 2004-2008, dan saat ini menjabat sebagai Wasekjen Pengurus Besar Persatuan Judo Se Indonesia (PB PJSI).

Amalsyah mengungkap alasan dirinya mencalonkan diri sebagai Calon Ketua KONI Lampung selain karena merasa memiliki pengalaman yang cukup, ia ingin mengabdikan diri pada kampung halaman pasca dirinya telah menjadi purnawirawan.

“Yang pertama saya saat ini sudah purnawirawan. Saya berkeinginan pulang kampung, dan mengabdikan diri untuk Lampung,” kata Amalsyah, Sabtu (04/02/2023).

Amalsyah juga membeberkan, dirinya sudah berkomunikasi kebeberapa cabang olah raga (cabor) atau pemilik suara di KONI, dan saat ini sudah mengantongi 20 dukungan.

“Sudah ada 20 dukungan yang masuk ke saya, dan untuk yang tertulis ada tiga yaitu KONI Lampung Timur, Squash, dan Panjat Tebing,” bebernya.

Ia pun menjelaskan beberapa langkah konkrit baik jangka panjang atau jangka pendek apabila dia terpilih sebagai Ketua KONI Lampung dalam mengejar target Lampung masuk 5 besar pada klasemen perolehan medali PON.

“Untuk jangka pendek, pelatda (pemusatan latihan daerah) harus sudah kita mulai,” ujarnya.

Kemudian, tambah dia, dirinya akan panggil cabor-cabot potensial dan akan membantu agar ada pendekatan khusus pada masing-masing PB yang menyelenggarakan Pelatnas.

“Kita bisa masukin atlet-atlet kita disana untuk bisa dapat jam terbang yang cukup. Sebenernya medali emas itu sudah bisa diproyeksi dari sebelum PON dimulai, inventaris saja berapa atlet kita yang ikut pelatnas. Kalau sudah ikut pelatnas ya sudah bisa diproyeksi minimal dapat medali,” ungkapnya.

Namun memang menurutnya untuk mengejar target 5 besar pada PON tidak instan, kecuali Lampung mampu mengambil atlet dari luar daerah yang sudah jelas biayanya mahal.

“Maka dari itu kalau memang mengejar target 5 besar harus serius dan cepat melakukan pemusatan latihan untuk para atlet dan Koni melakukan komunikasi kepada beberapa stakeholder,” ungkap Amalsyah.

Sedangkan untuk proyeksi jangka panjang ia ingin menciptakan atlet standar olimpiade. Menurut Amalsyah, hal yang sangat mungkin bisa diraih dimana sumber daya manusia di Lampung cukup melimpah, hanya saja butuh pendampingan khusus bagi para calon atlet.

“Ada penelitian yang mengatakan untuk menciptakan atlet standar olimpiade di butuhkan waktu 14 sampai 15 tahun, sedangkan Golden Age seorang atlet khususnya atlet bela diri di usia 25 tahun. Artinya kita harus melakukan pendampingan khusus dimulai dari anak 8 tahun kalau mau jd atlet olimpade,” jelasnya.

Untuk diketahui Koni Lampung membuka pendaftaran hingga Minggu (5/2/2023), pengembalian formulir dan berkas yang 6-14 Februari 2023, perbaikan dan kelengkapan berkas15-16 Februari 2023, terakhir verifikasi dan validasi 17 Februari 2023.

Para calon akan bertarung meraih dukungan lewat  Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov) KONI Lampung yang rencana digelar 20 Februari 2023 untuk mencari pengganti Yusuf Barusman. (tim/red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Terkait