Skip to content
Facebook
Twitter
WhatsApp

 

JARRAKPOS LAMPUNG – Sela Konvensi Nasional (Vennas) Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional Indonesia (AIHII) XV menyelenggarakan seminar nasional bertema “Optimalisasi Learning Outcomes Lulusan Hubungan Internasional melalui Inovasi Ragam Metode Pembelajaran”. Acara yang berlangsung di Universitas Lampung (Unila) pada Jumat, 28 Juni 2024, ini dihadiri oleh para dosen Hubungan Internasional (HI) se-Indonesia.

Seminar ini menghadirkan tiga narasumber utama yang memiliki kompetensi tinggi di bidangnya, yakni Prof. Dr. Ari Darmastuti, M.A., Dr. Wawan Budi Darmawan., S.IP., M.Si., dan Prof. Dr. Poppy Sulistyaning Winanti. Seminar ini dipandu oleh moderator Hasbi Sidik, S.IP., M.A.

Prof. Ari Darmastuti dalam pemaparannya menyoroti strategi pencapaian pembelajaran dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Menurutnya, capaian pembelajaran harus mencakup empat unsur utama: sikap dan tata nilai, kemampuan kerja, penguasaan keilmuan, serta kewenangan dan tanggung jawab.

“Empat unsur ini harus diperhatikan dalam KKNI untuk memastikan kualitas lulusan yang siap bersaing,” jelas Prof. Ari.

Ia juga mengidentifikasi beberapa tantangan dalam perumusan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) yang meliputi tuntutan Indikator Kinerja Utama (IKU), pengukuran sikap dan perilaku CPL dalam Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK), serta pengalaman metode Student Center Learning (SCL) yang belum maksimal. Prof. Ari menyarankan modifikasi metode pembelajaran dengan sistem kuliah 50% case-based, 25% project-based, serta memodifikasi kuis kelompok dan project-based.

Baca Juga :   Seminar Kepemimpinan SEMA FS UIN RIL di Ikuti Oleh Ratusan Mahasiswa

Dr. Wawan Budi Darmawan memfokuskan pemaparannya pada pengembangan kompetensi lulusan HI yang menjadi dasar bagi CPL program studi. Ia menekankan pentingnya peningkatan dan penyetaraan standar kompetensi utama lulusan prodi HI sesuai jenjang, serta perlunya visi keilmuan yang jelas dan khas yang menjadi fokus pengembangan program studi.

“Kompetensi lulusan harus terukur dan sesuai dengan standar internasional,” ujar Dr. Wawan.

Paparan terakhir disampaikan oleh Prof. Dr. Poppy Sulistyaning Winanti dengan topik “Mendiskusikan Kembali Kurikulum HI: Merespons Tantangan dan Dinamika Global Kontemporer”. Ia menjelaskan pentingnya inovasi metode riset dan pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi digital seperti Learning Management System (LMS), serta metode pembelajaran interaktif seperti studi kasus, simulasi, proyek kelas/kelompok, penugasan poster riset, policy paper, dan policy brief.

Baca Juga :   Suci Aprodity: Alumni FISIP Unila yang Sukses Mengubah Hobi Sepatu Roda Menjadi Prestasi Nasional

“Pemanfaatan teknologi digital dalam pembelajaran adalah kunci untuk menghadapi dinamika global,” ungkap Prof. Poppy.

Seminar ini diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi disiplin ilmu HI, terutama dalam hal pembenahan kurikulum program studi. Tujuannya adalah agar para lulusan HI mampu merespons tantangan dan kebutuhan global secara responsif dan adaptif.

Melalui inovasi dan strategi yang tepat, lulusan HI diharapkan tidak hanya memiliki kompetensi akademis yang tinggi, tetapi juga kemampuan praktis yang relevan dengan tuntutan dunia kerja. Seminar ini merupakan langkah penting dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan lulusan di bidang Hubungan Internasional.

Dengan berbagai pemaparan dan diskusi yang terjadi, para peserta seminar diharapkan dapat menerapkan ilmu dan strategi yang didapatkan ke dalam proses pembelajaran di institusi masing-masing, sehingga mampu mencetak lulusan yang unggul dan kompetitif di kancah global. (***)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Terkait