JARRAKPOSLAMPUNG – Pada era globalisasi ini, penyebaran informasi terjadi begitu luas dan cepat, menjangkau berbagai belahan dunia termasuk dalam aspek hiburan. Jepang dan Korea Selatan, misalnya, memiliki soft power yang kuat dalam menciptakan hiburan kreatif yang mampu menghipnotis para penggemarnya secara psikologis.
Budaya pop Jepang (Weeaboo) dan Korea Selatan (Hallyu) menjadi fenomena sosial menarik di kalangan anak muda. Para mahasiswa yang merasa jenuh, bosan, dan lelah sering kali mencari hiburan sebagai cara untuk memperbaiki suasana hati dan pikiran mereka. Hal ini membuat budaya pop Jepang dan Korea Selatan menjadi sarana populer untuk menghibur diri dan menciptakan suasana hati yang lebih baik.
Penelitian Mahasiswa Unila Terhadap Pengaruh Budaya Pop
Fenomena ini menjadi dasar bagi sekelompok mahasiswa Universitas Lampung (Unila) untuk mempelajari, menganalisis, dan mengobservasi pengaruh dan perubahan perilaku para penggemar budaya pop Asia Timur terhadap kesehatan mental. Kelompok ini dikenal dengan sebutan tim Weeaboohallyu, yang terdiri dari mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unila di bawah bimbingan Dosen Yusuf Perdana, S.Pd., M.Pd.
Penelitian ini fokus pada mahasiswa penggemar budaya Weeaboo dan Hallyu di berbagai perguruan tinggi di Kota Bandar Lampung. Imelia Putri Wardiyanti, ketua tim Weeaboohallyu, menjelaskan alasan memilih topik ini untuk proposal dalam Pekan Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Sosial dan Humaniora (PKM-RSH).
Alasan Pemilihan Topik dan Tujuan Penelitian
Menurut Imelia, topik budaya pop Jepang dan Korea sangat menarik untuk dibahas dan diteliti lebih lanjut. Selain itu, isu kesehatan mental di Indonesia menjadi perhatian penting, terutama bagi anak-anak muda. “Kami berhipotesis bahwa ada keterkaitan antara aspek kesehatan mental atau psikologis dengan budaya pop yang digemari,” ujarnya.
Penelitian ini bertujuan menganalisis persepsi mahasiswa, pengaruh budaya pop Jepang dan Korea Selatan terhadap kesadaran kesehatan mental, serta faktor pendorong yang membuat mahasiswa sangat menggemari budaya populer Asia Timur.
Metodologi Penelitian dan Hasil yang Diperoleh
Tim Weeaboohallyu menggunakan metode survei untuk mengumpulkan data dari 60 mahasiswa penggemar budaya pop Jepang dan Korea Selatan di sepuluh perguruan tinggi di Kota Bandar Lampung. Dari penelitian ini, ditemukan bahwa 67% responden merasakan dampak positif terhadap kesehatan mental mereka. Para penggemar budaya pop Asia Timur ini melaporkan peningkatan suasana hati dan dorongan positif untuk mempelajari bahasa serta elemen budaya lainnya.
Selain itu, budaya pop Jepang dan Korea Selatan juga memberikan dorongan positif bagi mahasiswa untuk menjadi lebih percaya diri, mencintai diri sendiri, memperluas relasi, serta meningkatkan keterampilan mengikuti tren di negara-negara tersebut.
Pengaruh Budaya Pop sebagai Media Penyembuhan
Budaya pop Jepang dan Korea Selatan terbukti menjadi media penyembuhan (healing) dari rasa bosan, lelah, dan perasaan tidak menyenangkan lainnya di kalangan anak muda. Hal ini juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental dengan mengekspresikan dan menikmati hal-hal yang disukai melalui hiburan kreatif.
Penelitian tim Weeaboohallyu menghasilkan laporan kemajuan, laporan akhir, artikel ilmiah, publikasi penelitian melalui media massa digital, serta sebuah buku yang meraih Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Hasil ini membuktikan bahwa budaya pop Jepang dan Korea Selatan dapat menjadi media positif untuk meningkatkan kesehatan mental dan memberikan hiburan bagi penggemarnya.
Topik kesehatan mental dan budaya pop Jepang serta Korea Selatan menjadi sangat relevan di kalangan mahasiswa. Penelitian ini mengingatkan kita bahwa hobi dan minat terhadap budaya pop dapat berkontribusi positif terhadap kesehatan mental. Semoga hasil penelitian tim Weeaboohallyu dapat menjadi inspirasi bagi lebih banyak orang untuk lebih peduli terhadap kesehatan mental melalui cara yang menyenangkan dan positif. (***)