Skip to content
Facebook
Twitter
WhatsApp

PEMBARUAN.ID – Kenaikan bahan bakar minyak (BBM) subsidi tentu sangat berdampak bagi nelayan. Karenanya, Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Bandarlampung berharap ketersediaan kuota solar bagi nelayan dapat diprioritaskan.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Bandarlampung Kusaeri Suwandi mengatakan, pihaknya menerima dengan lapang dada apa yang telah menjadi ketetapan pemerintah. Kendati demikian, pihaknya berharap kuota solar bagi nelayan tetap terpenuhi.

“Kami menerima dengan lapang dada, apa yang telah menjadi ketetapan pemerintah. Tapi kuota solar bagi nelayan harus diprioritaskan,” kata dia.

Selama ini, kuota solar bagi nelayan fluktuatif. Bahkan tak jarang kerap kekurangan. Pasca kenaikan BBM ini, lanjut dia, pihaknya berharap kuota solar bagi nelayan diprioritaskan.

“Yang perlu diperhatikan adalah kuota BBM jenis solar bagi nelayan. Harapannya bisa diprioritaskan agar tetap stabil. Sebab sebelum harga naik kuota fluktuatif,” tutur politisi PKB itu.

Dia mengatakan saat ini kuota BBM jenis solar di stasiun pengisian bahan bakar nelayan (SPBN) berkisar delapan kiloliter dengan jumlah kapal nelayan yang ada di Bandarlampung berjumlah 2.000 unit.

“Kapal di pesisir Bandarlampung ini sekitar 2.000 unit dan kuota hanya 8 kiloliter kalau bisa ditambah menjadi 12 kiloliter sehingga saat kapal nelayan mengisi tidak perlu mengantre panjang,” tambahnya.

Menurut dia, dengan terus tersedianya dan terjaganya kuota solar untuk nelayan dapat sedikit membantu nelayan agar dapat terus produktif.

“Nelayan ini bergantung dengan solar untuk melaut, dan mencari nafkah. Jadi sebagai warga negara kami menerima kebijakan tersebut tapi dengan catatan kuota atau volume solar nelayan ini bisa ditambah dan benar-benar tepat sasaran ke nelayan,” katanya lagi.

Sebelumnya Pemerintah telah melakukan penyesuaian harga BBM subsidi pada Sabtu (03/09/2022) seperti Pertalite menjadi Rp10 ribu per liter dari sebelumnya Rp7.650 per liter.

Kemudian untuk solar dari Rp5.150 rupiah per liter menjadi Rp6.800 per liter. Kemudian, untuk BBM non-subsidi, pemerintah pemerintah menyesuaikan harga Pertamax dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter. (ant/red/***)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Terkait