Pengamat: UMKM Paling Dirugikan
JARRAKPOSLAMPUNG – Pengamat Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Bandar Lampung (UBL) Syahril Daud, memperkirakan jumlah kerugian secara ekonomi akibat pemadaman listrik (Blackout) tembus angka triliunan di empat wilayah Sumbagsel.
Menurut Syahril, pemadaman listrik di empat wilayah Sumbagsel (Lampung, Sumsel, Jambi dan Bengkulu) ini berdampak besar terhadap perekonomian, terutama sektor ekonomi yang bergantung dengan listrik.
Ia mengatakan dengan terputusnya akses listrik, menghambat proses produksi para pengusaha, UMKM hingga usaha dalam skala yang lebih besar.
“Otomatis para pengusaha, Umkm, dan usaha skala besar yang bergantung dengan listrik mengalami gangguan,” kata dia saat dimintai tanggapan terkait Listrik Padam, Rabu (05/06/2024).
Ia melanjutkan dampak listrik padam ini juga berpengaruh terhadap kualitas sinyal internet. Kerugian materi di bidang layanan jasa internet ini cukup besar.
Sebab, masyarakat yang bergerak dibidang bisnis online atau layanan lainnya tidak bisa bekerja atau tertunda.
“Akses produksi, perencanaan, tentang keuangan. Kemudian yang sifatnya layanan-layanan yang mengunakan internet menjadi terhambat,” ujarnya.
Meski ia menyebutkan dampak kerugian ekonomi akibat listrik padam ini cukup besar, ia belum mendapatkan data persisnya. Namun menurutnya kerugian ditaksir tembus angka triliunan.
Menurutnya Sumbagsel, terdiri dari wilayah yang cukup luas dan banyak kegiatan usaha yang bergantung dengan listrik. Sehingga wajar angka kerugian capai triliunan.
“Saya belum mengetahui persis angka kerugian, Tetapi mengikuti perkembangan kerugian ini,” tuturnya.
Ia pun berharap pemulihan listrik yang memakan waktu lebih dari 24 jam akan cepat selesai. Selaku masyarakat berharap segera diselesaikan. Karena hal ini berdampak pada kegiatan masyarakat yang menyangkut Kelistrikan baik, usaha makro, umkm dan layanan komunikasi. (sandika)