JARRAKPOSLAMPUNG – Deputi Bidang Kelembagaan dan Tata Laksana Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB), Nanik Murwati, S.E., M.A., menegaskan pentingnya transformasi kelembagaan berbasis digital sebagai langkah strategis perguruan tinggi menuju rekognisi internasional. Hal ini disampaikan dalam Rapat Kerja (Raker) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung (UIN RIL) tahun 2025 yang mengusung tema “Pengembangan Kelembagaan Menuju Rekognisi Internasional,” Rabu (19/02/2025).
Dalam paparannya yang disampaikan secara daring, Nanik Murwati menekankan peran pendidikan tinggi keagamaan yang harus selaras dengan Asta Cita, khususnya poin kedua yang terkait pengelolaan perguruan tinggi dan aspek pendukungnya. Dari 17 program prioritas nasional yang dicanangkan, program prioritas kedelapan menitikberatkan pada penguatan pendidikan, sains, teknologi, dan digitalisasi.
Ia menjelaskan, transformasi digital di perguruan tinggi mencakup tiga aspek kunci, yaitu digital structure, digital competence, dan digital culture. Ketiganya menjadi pilar utama yang harus diintegrasikan dalam pengembangan kelembagaan untuk mendukung Visi Indonesia Emas 2045.
Dalam kesempatan tersebut, Nanik juga menyoroti upaya UIN RIL yang tengah mempersiapkan pembentukan dua fakultas baru, yakni Fakultas Sains dan Teknologi serta Fakultas Psikologi Islam. Kehadiran dua fakultas ini diharapkan dapat mempercepat akselerasi UIN RIL dalam menghadapi tantangan era digital.
Lebih lanjut, Nanik menegaskan bahwa pengembangan perguruan tinggi keagamaan tidak hanya sebatas peningkatan kualitas sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan, melainkan juga bagaimana mahasiswa dapat mengaplikasikan keterampilan yang diperoleh di dunia kerja. “Mahasiswa lulusan PTK tidak hanya harus memiliki kompetensi akademik, tetapi juga akhlak yang baik sebagai penyempurna keterampilannya,” ujarnya.
Sejalan dengan upaya mencapai predikat World Class University, Nanik menyampaikan bahwa perguruan tinggi harus memperkuat kerangka akuntabilitas dan memastikan mahasiswa memiliki keterampilan masa depan. Ia merinci tiga dimensi keterampilan yang perlu dikembangkan, yakni soft skills seperti inisiatif dan etika, keterampilan teknis terkait teknologi informasi, serta kemampuan organisasi seperti kolaborasi dan kerja tim.
Selain itu, organisasi perguruan tinggi keagamaan yang ingin meraih rekognisi internasional perlu mengedepankan fleksibilitas, efisiensi proses kerja, serta kesiapan menghadapi tantangan global. Organisasi yang efektif, tepat fungsi, dan berbasis digital menjadi faktor kunci dalam mendukung kinerja perguruan tinggi.
Nanik juga menegaskan pentingnya peningkatan kualitas pendidikan, riset, dan pengabdian kepada masyarakat sebagai bagian dari akuntabilitas perguruan tinggi terhadap mahasiswa, pengguna lulusan, dan pemerintah. Menurutnya, perguruan tinggi harus mampu membangun tata kelola yang efektif serta menyusun proses bisnis yang mencerminkan hubungan kerja yang harmonis antara PTKN, Kementerian Agama, dan instansi terkait.
“Pendidikan tinggi yang berorientasi masa depan harus mampu membekali mahasiswa dengan kombinasi soft skills, hard skills, dan organizational skills agar mereka mampu bersaing di dunia kerja yang terus berkembang,” pungkas Nanik.
Dengan sinergi penguatan kelembagaan, transformasi digital, dan peningkatan kualitas lulusan, UIN Raden Intan Lampung diharapkan mampu menjadi perguruan tinggi keagamaan yang berdaya saing global, sekaligus berkontribusi dalam mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) unggul menuju Indonesia Emas 2045. (***)